Waduuh,, judulnya superior bingiittt! Padahal nggak gitu-gitu amat keless, hehe. Okelah, kita masuk ke inti aja ya. Semoga bermanfaat!
***
Empat tahunan bergabung dan berdakwah dengan pena bersama majalah DRISE, membuat kami tim redaksi ditakdirkan untuk mensortir tulisan para pembaca. Bentuknya bisa berupa cerpen atau opini lepas kreasi remaja islam. Di bawah alam sadar, jari jemari seolah sudah memiliki selera untuk memilih yang mana sih jenis tulisan yang layak terbit. Kayak muncul intuisi gitu loh. Apalagi jika ada perkara yang “fatal” di naskahnya. Wah, nggak dibaca sampe abis juga udah langsung terelimasi alias nggak layak terbit.
Jadi, supaya tulisan kamu nggak ditolak melulu, berikut bocoran hal-hal yang sering bikin naskah ditolak redaksi :
- Naskah di copas ke badan email. Huuu,,,, sepele ya?! Iyess,, tapi ini fatal banget. Percaya nggak percaya, fenomena ini terjadi pada 30% pengirim naskah ke majalah kami. So, supaya nggak bikin ilfil redaksi, mohoooon bingit supaya naskah di attach rapi.
- Lengkapi subjek email. Sebenarnya tulisan yang tanpa subjek email nggak langsung ditolak sih, tapi biasanya dipending alias ngantri untuk di-follow up. Isi email redaksi macem-macem ya say. Mulai dari naskah cerpen, opini, belum pertanyaan pembaca. Jadi kalau nggak dikasi “pop up” semisal subjek, resikonya bisa dicuekin.
- ‘Naskah Basi”. Naskah basi ini maksudnya bisa karena temanya sudah pernah diangkat, sudah tidak update, atau ketahuan copas dari penulis lain. Wah, yang seperti ini biasanya langsung tewas, alias nggak layak terbit. Majalah Drise sendiri tidak membatasi tema. Harapannya supaya para pembaca bereksplorasi dan bebas berkreasi. Tapi bukan berarti tanpa strategi dong. Kenali majalah sasaran, niscaya dia akan mengenalimu.
- Gaya bahasa tidak sesuai. Berhubung majalah DRISE sasarannya adalah pembaca remaja, jadi mohon banget sesuaikan dengan selera ‘lidah’. Tim redaksi sendiri rata-rata sudah nggak remaja lagi. Tapi masih getol kok dalam meremajakan tulisannya. Tujuannya cuma satu , yaitu agar konten tersampaikan dengan baik kepada perasaan dan pemikiran pembaca.
- Tidak sesuai EYD. Rubrik share your mind (opini) dan monogatari (cerpen) ialah jenis halaman yang mempertahankan originalitas naskah. Jadi tidak akan banyak editan. Sehingga peran penulis/kontributor dalam menuliskan naskah sesuai EYD sangatlah bernilai untuk diloloskan. Kalau kamu emang jenis alayers, plisss disimpen dulu alaynya ya. Kita ikutin ejaan yang disempurnakan, banggalah berbahasa indonesia dengan benar.
- Tidak memenuhi standard naskah. Biasanya, tulisannya kepanjangan atau bahkan terlalu mini. Tiap halaman sudah punya estimasi per karakter yang harus dijaga dan dipenuhi. Kalau terlalu sedikit, jadi kurang matching. Kalau kebanyakan, jadi bingung pas lay out, jangan-jangan majalahnya jadi mirip koran nasional. Tulisan kecil-kecil dan mepet-mepet. Kasian yang bacanya, Dear!
- Naskah tanpa nama! Whats?? Iyess…. naskah tanpa nama pengirim ini nggak sekali-dua kali. Entah karena gugup atau terlalu semangat, naskah tanpa nama penulisnya terbukti nyata adanya. Sooo… gimana tulisannya mau diloloskan kalau penulisnya ghaib, huuu sereem!
Jadi kan say, coba diinget-inget, jangan-jangan naskah yang kamu kirim mengandung unsur di atas. Mungkin satu atau dua poin, malah bisa lebih… hehe. Ngga perlu kapok atau minder. Yakin tiap tulisan itu punya jodohnya. Mungkin belum cocok untuk diterbitkan di suatu media, tapi layak di tempat lain. Don’t give up! Maju teruuusss!
Salam
Alga Biru
Redaktur Majalah DRISE
drise-online.com