Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Maret, 2016

*RANTING YANG TERLUPAKAN, URAT YANG TERNADIKAN” (BAGIAN III)

 

“Bukankah tidak lulus?” tanya seorang mahasiswa, “Jika kita memaksakan diri memuji orang yang kita benci, atau orang yang kita musuhi?”.

Orang yang ditanya itu tersenyum. Namanya George W.Crane, seorang dokter, konsultan dan Psikolog. “Bukan”, kata Crane. “Anda bukannya tidak tulus ketika Anda memuji musuh Anda. Mengapa? Karena pujian itu adalah pernyataan yang jujur atas sifat atau keunggulan objektif yang memang pantas dipuji. Anda akan menemukan bahwa setiap orang memiliki sifat baik atau keunggulan”

Lanjutnya, dengan bersemangat pula, “Mungkin saja, pujian Anda mengangkat semangat dalam jiwa orang-orang kesepian yang hampir putus asa untuk berbuat baik.”
Sehebat apapun menghindari friksi, gravitasi sosial menarik kita pada seseorang yang kadang tak dikehendaki. Entah kita tak suka jalan pikirannya, gelagat ia menjawab, hardik yang tak terkuasai, atau kilatan matanya memandang. Masih ada, pasti ada. Sesuatu untuk kita kagumi, hargai darinya. Serpih untuk kita syukuri, rencana Allah untuknya, untuk diri kita yang lemah memandang segala.
Segalanya adalah cermin. Jangan kau pecahkan ia jika jelek bayang rupanya. Insyaf pertama, tak ada orang yang sempurna. Insyaf kedua, tak sama ia kemarin dengan hari ini. Insyaf ketiga, ia bukan kamu, kamu bukan dia. Insyaf keempat, harmonis itu ialah mereka yang melengkapi kekurangan, mempraktisi kelebihan. Insyaflah diri yang pandang iri, simpan dengki, hasat dalam hasrat.

*****
Maafkan gurunda @salimafillah, ditambah kurang sana sini tulisan aslinya. Diperas buku tebal itu dalam rujuk sesingkat ini, agar mudah dikunyah ke dalam jiwa-jiwa kehausan.

Thanks jepretan yang mewakili diksi, oleh @ikhsansiddiq

isan

Read Full Post »

 

ISAN23

Majelis Mu’awiyah sedang ramai dihadiri orang yang telah berdamai berkat kelapangan hati Al-Hasan ibn Ali. Ali ibn Abi Thalib sendiri telah wafat, ditikam Khawarij garis keras, Abdurahhman ibn Muljam. Lelaki bernama Dhirar ibn Dhamrah, ditanya oleh sang pemimpin baru itu.


“Wahai Dhirar, kisahkanlah padaku tentang Ali”. Ia hendak menolak permintaan itu, andai ia bisa. Sebab khawatir ada nada marah dan cemburu membersamai Muawiyah yang pada waktu sebelumnya pernah berlainan pandangan politik dengan Ali Radhiallahu anhu.

“Ali tidaklah berbeda dengan salah seorang di antara kami. Dia akan mengajak duduk bersamanya bila kami datang, dengan selalu mengulurkan bantuan bila kami menadah tangan. Orang yang kuat tidak berharap akan terlepas dari kesalahannya, dan orang yang lemah tidak putus asa dari keadilannya”

Wajahnya disambar kesungguhan, peluhnya keras menahan ingatan yang terbuncah. Dhirar berkata “Aku mendengar Ali bersedu kepada tuhannya. Rabbi! Rabbi! Ya Rabbi!” “Hai Dunia! Menjauhlah dariku! Mengapa engkau datang kepadaku ? Tak adakah orang lain untuk kau perdayakan? Adakah engkau sangat menginginkanku? Engkau tak mungkin mendapat kesempatan untuk mengesankanku! Aku telah menceraikanmu tiga kali, yang sesudahnya tak ada lagi rujuk. Kehidupanmu singkat, kegunaanmu kecil, kedudukanmu hina, dan bahayamu mudah berlaku! Ah sayang…. Sangat sedikit bekal di tangan, jalan begitu panjang, perjalanan masih jauh, dan tujuan sukar dicapai”

Dhirar duduk meratap. Majelis itu khusyuk terisak. Tangis Mu’awiyah tak tertahan. “Kesedihanku atas kehilangannya umpama kesedihan seorang ibu yang anaknya disembelih di hadapan matanya sendiri”, ucap Dhirar, dengan pilu meninggalkan majelis yang banjir air mata.

****
Masih, intisari karya ustadz @salimafillah . Masih juga, visual @ikhsansiddiq *** Semoga berkah keduanya. Segalanya ialah cermin.

Read Full Post »


isan
“Injak kepalaku ini hai Bilal. Demi Allah, kumohon injaklah”. Abu Dzar Al-Ghiffari menyiapkan kepalanya di tanah berdebu. Ia masih memohon disitu, sementara Bilal bersiteguh hati, tak mengikuti permintaan itu.

“Kumohon Bilal Saudaraku. Injaklah kepalaku”, masih juga ia meminta.
Kemarin itu rupanya. Abu Dzar berkesal hati mengira Bilal tak mengerjakan amanahnya, dan mengiranya membenar-benarkan diri.

Berkatalah ia “Hai anak budak hitam”, ia menghardik.

Ditegur ia oleh Baginda Rasulullah, “Engkau!”, sabdanya,”Sungguh dalam dirimu terdapat jahiliyah”

Sergap, Abu Dzar tak berdaya. Alangkah ringan andai semua bisa ditebusnya di dunia.

Muadzin kesayangan Rasul itu campur hati, antara murka dan nelangsa. Berkatalah ia: “Dan biarlah urusan ini tersimpan di sisi Allah, menjadi kebaikan bagiku kelak”

Adab persahabatan, jalin jelindan dalam dinamika kehidupan. Tak kemudian sepi dari masalah. Cukuplah bagaimana ia menjadi rahmah berkah bagi sekalian alam.

**
Mengukir kembali dari yang ditangkap, “Iman yang Tak Sendiri” oleh @salimafillah

Visual, jepretan @ikhsansiddiq

Read Full Post »

 Judul: Yoyoh Yusroh, Mutiara yang Telah Tiada.
Penerbit: GIP
Halaman: 208
Tahun: 2011
ISBN: ada deh, malas nyalinnya, tidak serajin teman2 😊

Buku ini saya dapat di tempat buku loakan Sidoarjo, 5.000 rupiah aja.
Pagi tadi, ketika tema percakapan seputar “gerhana matahari” masih mengambang di langit-langit rumah, ada beberapa pelanggan setia Anjaly Shop yg datang ke rumah. Mengambil pesanan tas belanja lipat, sprei waterproof, Gamis putih dan Kaoskaki wudhu, dll.
Satu di antaranya tak segera pulang, tetapi mojok di rak buku Taman Baca Anjaly, di deretan buku biografi.
Akhirnya saya dan anak2 pun menemaninya dengan buku pilihan masing2.

Saya membaca ulang buku biografi almarhumah ustadzah Yoyoh Yusroh.
Beberapa point di buku ini, semoga bisa kita teladani:

yoyoh

Beliau memberikan hak anak-anaknya SEMENJAK GADIS.
Diantaranya memilih makanan yang full sehat ,seimbang dan bergizi(memilih ikan daripada daging, memilih jus dan susu daripada kopi, memperbanyak makan sayuran dan buah-buahan, memilih lotek dari pada baso), dll. Ini dilakukan agar kondisi rahim sehat dan produksi ASI banyak.
Beliau juga menjadi ahli Qur’an dan berusaha sekuat tenaga menjadi sholehah dan berusaha mendapatkan ayah yang sholeh bagi calon anak2nya.

Hampir disetiap harinya, dengan segala kesibukan agendanya sebagai anggota dewan DPR RI dan mengurus belasan anaknya, almarhumah ustadzh yoyoh yusroh merutinkan tilawah minimal 3-5 juz setiap harinya.

Beliau mendapat 34 lamaran ….Ya, 34 LAMARAN, bukan 1,2 atau bahkan 10 (mengambarkan “kecantikan” agama beliau, yang membuat banyak pria terpesona) … tapi 34 LAMARAN yang beliau tolak dengan alasan “masih kuliah” tetapi di lamaran ke-34, lamaran yang sulit untuk di tolak, karena sang pelamar merupakan salah seorang putra ustazd kenalan dekat ayahanda beliau, soleh dan sangat-sangat mapan.

Suatu ketika ada keluarga non muslim yang memutuskan untuk pindah dari lingkungan beliau. Kata mereka, “Kalau begini terus lama-lama gue bisa pindah agama ini.”

Beliau tidak pernah memarahi khadimat dan anak-anaknya, beliau selalu mengutamakan dialog. Bahkan untuk urusan perselisihan yang Islam membolehkannya selama maksimal 3 hari, bisa selesai dalam 5 menit saja.

Beliau menginfakkan harta paling berharga dari pernikahannya, mahar 50 gram emas, untuk membantu orang yang membutuhkan.

Suatu ketika salah satu anak beliau mengatakan kalau sudah besar pengen jadi anggota DPR. Kenapa? Biar bisa sering tilawah kayak ummi

Pernah beliau menjenguk akhwat yang baru melahirkan. Lalu beliau meminta ijin ke kamar mandi sebelum pulang. namun, lama sekali di kamar mandi dan suami sudah hampir bosan menunggu. Ternyata beliau menyucikan tumpukan popok yg belum dicuci.

Pernah beliau wudhu lama sekali di kamar mandi umum, ternyata beliau menyikat kamar mandi yang kala itu kotor sekali

Beliau diberikan anugerah sebagai warga negara kehormatan palestina dan diberikan hak untuk membeli tanah palestina berikut mendirikan rumah dan bangunan disana

Sebelum kepergiannya, inilah sms yang dikirimkan ummi pada seorang akhwat:
“aku sedang memikirkan posisiku kelak di akhirat. Mungkinkah aku berdampingan Khadijah ummul mukminin? Atau aisyah yang hafal 3500 hadist atau ummu sulaim yang sabar atau Asma’ yang pandai menyiapkan kendaraan perang suami dan menyiapkan putranya untuk berjihad.. ya Rabb tolong beri kekuatan untuk bisa berbincang dengan mereka kelak di taman firdaus.”

Read Full Post »

travel

Judul Buku:  A Travelogue
Aceh-Germany-Europe
Penulis:  Saiful Akmal, dkk
Penerbit:  Salsabila
Hal:  308
Cetakan Pertama:  Tahun 2014
Resensi oleh:  Atih S.Nurlaili

Buku ini merupakan kisah perjuangan para putra  aceh  menuntut ilmu di Eropa khususnya Jerman.  Buku yang terdiri dari 6 bagian ini berbagi semangat,  suka dan duka hingga kesuksesan diimpikan benar-benar bukan sekedar impian,  melainkan kenyataan yang bisa diwujudkan, dengan adanya ikhtiar dan doa.

Jalan Panjang Menuju Jerman, berkisah tentang perjuangan untuk bisa mendapatkan beasiswa di jerman,  pertamakali merasa perbedaan budaya, bahasa, lingkungan di tempat yang baru.

Full time student.. belajar dan belajar
Kuliah di eropa, selain menambah ilmu juga pengalaman hidup yang makin memperkaya jiwa.  (Rifki furqon / oldenburg )
Di bagian ini bercerita tentang pengalaman memahami situasi dan kondisi lingkungan  Jerman,  culture shock di sana.

Part time tourist… rehat sejenak
Berisi tentang perjalanan non akademik ke negara-negara  di Eropa,  seperti Belanda, Italia.

Yang terberat bukanlah menentukan suatu pilihan.  Melainkan menjalankan keputusan yg telah berani dikatakan,diprioritaskan maupun diperjuangkan (Rifqi Furqan /Oldenburg )
Mulailah dari mimpi, lanjutkan dengan doa dan ikhtiar tanpa henti

Muhammad Mulyawan /Clausthal “Dia selalu bersama kita ” Merencanakan untuk thesis di perusahaan minyak dibandingkan di kampus, berbeda dengan  mayoritas  mahasiswa lainnya.  Berbagai upaya dilakukannya, mulai mencari informasi perusahaan minyak di internet, mengirimkan surat pengajuan thesis,  tak lupa sering meletakkan surat-surat tersebut di bawah sajadah dan berdoa di setiap duha dan tahajud tiada henti seraya memohon ampunan Allah.  Masih terngiang bagaimana dia ditolak untuk magang perusahaan, namun tak menyurutkan semangat tuk meraih impiannya.  Hingga satu persatu balasan penolakan itu datang, dan harapannya pada perusahaan RWE Dea AG,  namun hingga tiba masa pengumuman penerimaan,  tak kunjung datang info maupun email balasan hingga dia putuskan menghubungi perusahaan tersebut menanyakan keputusannya.  Surat tersebut dibalas, dan intinya dia tidak diterima.
Hancur sudah harapannya, seketika merasa kecewa, apakah Allah lupa akan doa hambaNya… hingga dia sadar bahwa dirinya hanya manusia yang berupaya, Allah lah yang menentukan hasilnya.  Diapun mengikhlaskannya, dan dalam waktu yang sudah sangat sempit, diputuskan tesis di kampus.
Tak lama, seorang dosen mencari dan menawarkan apakah masih menginginkan tesis di perusahaan?
Ada salah satu perusahaan yang membutuhkan satu mahasiswa untuk melakukan penelitian di tempat mereka,  RWE Dea AG. Proyek yang dilakukan Kepala Departemen Reservoir Engineering RWE sangat sesuai dengan topik yang diangkat dalam tesisnya. Tanpa pikir panjang diiyakan olehnya,dan setelah keluar dari laboratorium, langsung ambil air wudhu dan bentangkan sajadah, melakukan sujud syukur. Tiada syukur yang mampu diucapkan selain tidak menyia-nyiakan kesempatan belajar dan belajar,   dan dia sangat percaya bahwa Allah bersama orang-orang yang sabar.

Aulia Farsi /Hamburg “Herzlich Wilkommen” Selamat Datang.
Merasakan bahwa pertama kalinya menginjakkan kakinya di Bandara Internasional Frankfurt.  Menggunakan Deutsch, bahasa jerman pertama kalinya.  Meski baru awal, sangat kentara perbedaan tempat aktivitasnya di pusat perlindungan orang cacat.  Negara melindungi dan merawat mereka, dengan perlakuan yang baik, penuh perhatian dan kasih sayang. Gratis.
Berbeda dengan negeri kita.

Dalam suatu bagian Islam yang Tak biasa,  menuturkan berbagai tantangan bagi muslim menjalankan ibadahnya di negeri minoritas muslim.  Kesulitan mencari tempat kosong untuk sholat, menjadi hal yang lumrah.  Ketika ramadhan merasakan durasi waktu  puasa lebih lama dibandingkan di Indonesia hanya sekitar 8 jam, akan tetapi di Jerman bisa sampai 18 jam.  Sungguh luar biasa.  Bahkan ketika harus sendiri berkutat dengan tugas dosen di malam takbiran.

Haru,  senang, lucu,  sedih tumpah ruah ketika kita membaca buku ini. Sembari membayangkan jika kita berada di posisi tersebut.

Selain kisah-kisah yang dialami oleh para penulisnya,  di antara perpindahan satu bagian ke bagian lainnya terdapat tips-tips  yang sangat bermanfaat bagi siapapun yang hendak melakukan studi di Jerman.  Buku ini benar-benar memberikan inspirasi dan  gambaran  secara detail  menempuh pendidikan di Jerman.

Read Full Post »

novel.jpg

Judul : Kaki Langit Talumae
Penulis : Wishnu Mahendra
Penerbit : Metamind, Creative Imprint of Tiga Serangkai
Cetakan : Oktober, 2014
ISBN : 978-602-9251-29-6
Halaman : 290 halaman

Mencintai negara adalah hal besar yang dapat dimulai dari hal kecil seperti mencintai desa sendiri. Tanah kelahiran yang mengalir dalam darah adalah awal sebuah patriotisme dan kecintaan pada tanah air.
Kisah Puang Maduppa seorang tokoh pemuda Bugis patriotik dan pemberani yang selalu dikisahkan Nenek Resse, menjadi inspirasi bagi Asdar, Irdan, Daud, dan Tenri. Kisah itu telah membuat remaja-remaja itu memiliki cita-cita besar memajukan desa kelahiran mereka, Talumae, Sidrap di Sulawesi Selatan. Dalam segala keterbatasan, mereka tetap berjuang untuk maju dengan cara yang mereka pilih sendiri.

Meski begitu ada perasaan sedih dalam hati Asdar ketika Tenri, sahabat yang diam-diam dicintainyanya, seorang gadis yang cantik dan cerdas, mendapat beasiswa kuliah di Makassar. Sebuah perasaan yang tak sekedar timbul akibat terpisahnya dua kawan (16)
Tapi hidup harus terus berlanjut. Masing-masing harus bekerja keras untuk meraih cita-cita. Jika Tenri ingin menjadi guru kelak, maka Asdar anak petani miskin harus berjuang lebih keras untuk mencapai cita-citanya. Dalam pandangan Bugis, sangat memalukan jika seorang yang cukup umur tidak memiliki pekerjaan dan menjadi beban orang lain (masiri narekko tua mappale ) (19)
Bersama Irdan, Asdar membantu Haji Haerudin mengurus kebun dan menjual rambutan. Ia berusaha mengumpulkan uang untuk melanjutkan kuliah, juga meringankan biaya berobat ayahnya. Karena itu Asdar mulanya hampir terbujuk oleh Wawan, teman lamanya yang mengajak ia bekerja di Malaysia dengan alasan gaji yang didapat lebih besar.
Tetapi Nenek Resse yang selama ini bisa dikatakan menjadi semacam poros bagi para remaja itu, menasehati, “Apapun jalan yang kalian tempuh, kembalilah ke dusun ini dan berikan sesuatu pada dusun ini sekecil apapun.” (104) Sikap membangun negeri itu akhirnya dipegang oleh anak-anak dusun Talumae itu.
Asdar berusaha memegang nasehat Nenek Resse yang telah dianggapnya sebagai pengganti ibu. Karena itu pula meski Asdar mencintai Tenri, tetapi ia memutuskan untuk tak mengatakannya sampai ia merasa pantas saat kembali ke Talumae dan memberikan yang terbaik bagi desanya.
Asdar belajar memahami nasihat Nenek Resse, bahwa cinta adalah sebuah ketulusan tak berpamrih. “Jika mencintai seorang gadis, tugasmu hanyalah menjaga gadis itu, mengayomi, menyayangi, dan melindunginya. Bukannya rakus dan serakah ingin menguasai dan memilikinya. Jika suatu saat ternyata ia adalah tulang rusuk milik pria lain, maka kembalikanlah dalam keadaan yang sebaik-baiknya. Tanpa patah, tanpa terluka.” (87)
Ketika akhirnya Asdar memutuskan tak pergi ke Malaysia dan justru ke Kalimantan, ia tetap menyimpan harapannya pada Tenri, meski dengan kesadaran bahwa jodoh adalah soal takdir. Haji Haerudin mengirimnya pada Haji Sulaiman, sahabatnya di Kalimantan, seorang WNI keturunan Tionghoa yang memiliki kebun karet dan toko mebel besar. Asdar memilih bekerja di kebun karet.
Meskipun harus berhadapan dengan mandor yang semena-mena bernama Pak Jarot, tetapi Asdar berusaha menahan diri. Sebuah nasihat Bugis yang didengarnya dari Nenek Resse selalu diingatnya. Bahwa selama di perantauan hendaknya memelihara 7 sikap, yaitu Macca (pintar), Malempu (jujur), Magetteng (konsisten), Warani (berani), Mapato (rajin), Temappa silengang (adil), dan Deceng Kapang (hormat pada orang lain) (158)
Sikap demikian ternyata bisa menjadikan Asdar seorang pemuda yang cepat mendapat kepercayaan. Ketika akhirnya ia ditugaskan Haji Sulaiman memimpin salah satu cabang tokonya, Asdar juga sekaligus bisa membuka peluang-peluang bagi mimpi-mimpinya yang lain. Termasuk membuka usaha di desanya dengan mempekerjakan pemuda-pemuda putus sekolah.
Nasibnya sebagai anak petani miskin tak membuat Asdar berhenti bermimpi. Keinginannya menjadi pengusaha sukses yang dapat memberikan manfaat bagi desa kelahirannya pun, mulai tercapai.
Kisah cintanya sendiri tak berakhir sesuai rencana, tetapi nasihat Nenek Resse menjadikan semua tokoh dalam novel ini menemukan kehidupan yang terbaik.
Novel ini meski bercerita tentang arti cinta, tetapi memiliki latar belakang lokalitas yang kuat. Penulis menyajikan kisah tentang karakter terbaik orang-orang Bugis yang tulus dan pantang menyerah. Tentu saja ini menjadi pelajaran bahwa negara akan kuat jika setiap desa maju bersama-sama.

Oleh : Yusnidar, Member grup BACA YUK

Read Full Post »

veil

Kebebasan ala Amerika dibandingkan dengan keterkungkungan ala Iran

Judul novel : veil of roses  / kerudung merah
Penulis : Laura Fitzgerald
Penerbit : GPU
Tahun : 2012
Tebal : 370 halaman

Tami Joon adalah gadis Iran yang ‘diungsikan’ keluarganya ke Amerika demi meraih apa yg disebut dg kebebasan. Paragraph awal dibuka dg mengesankan ketika Tami takjub melihat anak usia 9 thn saling meledek ttg pacaran dan ciuman antar lawan jenis. Hal yg tak akan pernah ia temui di negerinya, Iran. Dan awal adegan ini pula yg membuat saya memutuskan membeli buku ini karena penasaran dg isi lanjutannya.

Dalam 3 bulan Tami Joon harus segera menikah dg laki2 iran kaya raya yg sudah berstatus penduduk tetap amerika demi menghindari deportasi. Alur cukup bagus diolah dari konflik ini plus silakan geregetan dg adegan demi adegan karena seolah mencemooh Islam dan mengagungkan peradaban barat dalam hal ini amerika. Meskipun banyak jg kejujuran yg disajikan sebagaimana kalimat berikut ini:

– Di sini (amerika), tampaknya semua dirancang bagi kaum pria utk selalu memikirkan seks.

Tapi jauh lebih banyak suara sumbang thp iran daripada thp amerika sendiri. Mulai dari tertawa yg terlarang bagi gadis di pinggir jalan, budaya hijab dan taaruf serta tak ada cinta ketika seseorang menikah hingga kritikan thp pemerintah iran yg korup tapi sama sekali tdk ada kritik thp pemerintah amerika yg kental dg skandal seks.

Proses Tami Joon beradaptasi sangat natural disajikan dg terjemahan bahasa yg cukup bagus. Sekali baca susah utk meletakkannya sebelum tamat. Intinya, novel ini membawa wawasan baru dan bagus utk dibuat skripsi, thesis dan semacamnya.

Oleh :Ria Fariana (Member grup BACA YUK)

Read Full Post »

hujan

Oleh : Diah (Member Grup “BACA YUK”)

Tentang Perpisahan, Tentang Persahabatan, Tentang Cinta, Tentang melupakan dan tentang Hujan

Judul novel : Hujan

Penulis : Tere Liye

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun : 2016

Tebal : 318 halaman

☔ HUJAN ☔

Dia lah Lail. Seorang gadis  tunggal penyuka hujan  kesayangan Papa dan Mama,  yang mereka hidup di tahun 2042 ke atas: tahun dengan teknologi tinggi dan mutakhir. Hal ini bisa kita jumpai di bab pertama novel ini, dimana Elijah seorang Paramedis senior mengubah ruangan polos tempat ia praktik hanya dgn menyentuh layar tablet nya menjadikan ruangan berisi alat medis untuk proses modifikasi ingatan. Di ruang praktik inilah lail menceritakan tiap ingatan nya dan ia ingin melupakan hujan.

Alur ceritanya adalah alur maju-mundur yang buat hati juga maju mundur menyimak tiap lembar nya. Ini terlihat dr lail yang menceritakan tiap kenangan nya di mulai dengan kejadian 21 Mei 2042 (entah apa yang menginspirasi Tere Liye mengambil penanggalan ini utk kejadian  maha dahsyat yang tak kan pernah dilupakan seluruh dunia dalam novel ini) 21 Mei 2042 ini lah yang mengetuk rasa penasaran saya untuk lanjut ke lembar berikutnya karena awalnya sempat bosan dengan ilustrasi kecanggihan teknologi serta berita pemicu adanya kejadian pada tgl tsb yang di tonjolkan pada bab awal.

Tentang Perpisahan

~ berpisahnya lail dengan ayah dan ibunya pasca kejadian dan menata hidupnya kembali di pengungsian bersama esok laki-laki 15 thn yang menolongnya di kejadian dahsyat tsb.

~ setelah esok berhasil menjadi sosok yang dianggap sebagai keluarganya, lail harus merelakan esok pergi untuk kebaikannya. Walau perpisahan ini masih punya intensitas bertemu karena masih di 1 kota yang sama.

Tentang Persahabatan

~ kerelaan lail atas perginya orang-orang yang ia sayangi ternyata berbuah hikmah, tepat di panti sosial tempat tinggal barunya, ia sekamar dengan Maryam yang kemudian jadi sahabat nya baik suka maupun duka. Karakter Maryam yang humoris mewarnai hari-hari lail. Hingga banyak prestasi yang mereka dulang bersama di masa remaja sampai tingkat pendidikan tinggi. Mereka menjadi relawan termuda yang melakukan evakuasi  masyarkat Sektor 1 yang hampir di terjang air bah besar, itu semua mereka lakukan dengan kemampuan fisik manual menerjang lumpur dalam di tengah malam yang mencekam dan menerobos hutan. Kalau baca di adegan ini , beuuuh rasanya seperti nonton film action lg menyelesaikan misi hehe

Persahabatan mereka sampai ke bangku kuliah keperawatan. Mereka tekun menyelesaikan pendidikan keperawatan dengan nilai yang tak diragukan, Pemegang Lisensi A kesehatan loh. Hmm.. Awesome

Tentang Cinta

Cinta sederhana, cinta dalam diam. Sekalipun kedua nya memendam rasa, tp tak pernah terucap di bibir keduanya sampai memang tiba pada waktu yang tepat.

Bukti mereka saling suka di gambarkan bang Tere Lewat Pengorbanan Esok meluangkan waktu di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa paling pintar dan dia dilibatkan untuk misi penyelamatan penduduk bumi dari bencana perubahan iklim ekstrim untuk menemui lail, mengenang masa-masa mereka di pengungsian.

Rasa suka lail dengan esok mulai tampak saat lail mulai cemburu dengan saudara angkat nya esok, Claudia: Seorang gadis yang bisa dibilang saingan berat lail untuk mengambil perhatian esok hehe

Tentang Melupakan dan Tentang Hujan

semua kenangan ingin dilupakan lail maka itu dia mengunjungi Paramedis modifikasi ingatan , ia ingin melupakan hujan. Hujan menjadi banyak saksi kenangan hidupnya bersama orang yang ia sayangi.

Kelebihan novel ini  menurut saya,

1.cerita dibungkus dalam nuansa sains-fiction,  seru . seolah dibawa ke masa yang ga pernah di bayangkan sebelumnya . selalu ada petuah, nasihat-nasihat dalam tiap ceritanya , salah satu nya : “Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan, hidup bahagia. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan”

2.Ada misi kemanusiaan yang diemban esok dengan kejeniusannya dalam bidang teknologi, kece banget dah esok, sampai bang tere bilang ia adalah sosok suamiable 😅

3.Latar waktu dan tempat nya juga keren 😍

4.Ceritanya punya ending yang jelas, tidak seperti Daun yang jatuh tidak membenci angin yang membuat pembaca bertanya-tanya ending Tania dan damar

Kekurangan :

1. Awal baca ngebosanin , tapi kalo mampu bertahan akan dapat kejutan di bab berikutnya

2. Ending nya kurang di perluas. Penasaran dengan kisah hidup Maryam dan penduduk bumi yang sebagian besar dipindahkan ke planet lain

Sekian review saya, mohon maaf masih banyak kurang sana sini,  ga sesuai panduan ngreview lagi hehe, first time ngreview 😁
Terimakasih 😊

Read Full Post »

bumi

Judul novel: Bumi Cinta
Penulis: Habiburrahman El Shirazi

Muhammad Ayyas, mahasiswa yg menyelesaikan penelitian utk studi s2 di rusia. Di tempat asing yg br dijamahnya, ia bertemu dg devid, teman kecilnya di kampung dlu. Devid memang sdh lama tinggal di rusia. Devid jugalah yg menyiapkan kebutuhan ayyas selama 3 hr ayyas di rusia, dan jg mencarikan tempat tinggal utk ayyas.
Sialnya, iman ayyas diuji krna ia harus tinggal serumah dg 2 org wanita. Yelena dan Linor. Karena jika ia tinggal dg lelaki rusia, maka resikonya akn semakin tinggi.
Yelena adalah seorang atheis yg pernah memeluk islam sebelumnya, yg ternyata adl seorang pelacur papan atas pejabat ternama dan org2 terkenal. Agency yg memperkerjakannya adlh kelompok gengster yg berbahaya di rusia. Sehingga tdk ada yg berani membongkar prostitusi yg terjadi. Sedangkan linor adalah seorang yahudi yg sangat membenci islam. Tanpa diketahui oleh siapapun, linor memasang kamera kecil di kamar ayyas, menyelidiki segala aktivitas ayyas. Ia adalah agen mossad yahudi. Linor akan menjebak ayyas sbg tersangka pengeboman yg direncanaknnya. Dimana seluruh mata dunia nantinya akan menyalahkan islam dan membencinya. Sebagai orang baru, tentu ayyas tdk mengetahui pekerjaan sesungguhnya dr kedua tmn apartemennya.
Waktu terus berjalan, ayyas terus melakukan penelitiannya di MGU, salah satu universitas ternama di moskwa. Begitu jg yelena dan lonor.
Kang abik disini menjelaskan begitu besar kebencian yahudi terhadap islam. Menariknya, berbagai intrik dan kejadian terjadi. Smp akhirnya yelena kembali masuk islam, dan linor ternyata adalah seorang muslim palestina yg diselamatkan oleh wanita yahudi pd tragedi sabra dan satila.
Semua cerita dikemas dg menarik dan cukup mengagetkan disetiap alurnya. Membuat penasaran pembaca. Ilmu memang bisa didapat dimana saja. Termasuk di rusia, sebagai bumi cintanya Allah. Dan kita semakin tau, islam semakin berkembang di rusia.

***

RESENSI oleh Humaida (Member Grup “BACA YUK”)

Yang ingin daftar sila kirim pesan text via WhatsApp ke 0898 2700 920 meliputi : Nama/Domisili/Judul Buku Favorit (Muslimah only)

Read Full Post »

Di rumah kami tidak ada tivi. Namun rumor seputar guru kami yang nampang di acara inspiratif Kick Andy sudah kedengeran. Sejak dua minggu lalu sudah ada sinyalnya. Terlebih di situs dunia minang, sobat padang, dan segala minangkabau yang kita tahu klan ini selalu saling sokong dalam perantauan, nama Prof Aznan kian terdengar. (Ngomong-ngomong, Prof Aznan emang orang Padang ya ? Hehe, baru tahu sayah).

 

Di Fakultas Kedokteran Gigi, Prof Aznan dan staff kebagian mengajar Farmakologi, mata kuliah yang sangat krusial, warning sana sini supaya giat belajar. Entah hukum alam darimana, jadwal kuliah dan praktikumnya selalu pagi-pagi, jam 7 pulak! Untuk kota Medan yang subuhnya setengah 6, berarti abis subuh mau nggak mau pontang panting harus berangkat.

Kala itu pratikum bikin resep. Sudah dapat tugas dari Pak Prof, fotokopi sekian jenis resep, racik dan cek interaksi obat. Bah, untuk aku yang buku DOI pun masih pinjam, ini namanya pembunuhan. Rupanya betol ! Sampai lab udah kena ceramah dari guru awak ini :”Mau berapa banyak kao kasikan obat ke pasienmu? Sepuluh macam? Jangan kao siksa dia,…”. Pasien hipertensi, komplikasi diabetes, abis cuci darah, sakit gigi pulak. Apa tepatnya ilmu yang diberikan, saya sendiri sudah lupa. (Topik Obat Rasional, selalu berulang disampaikan). Yang tersisa dari guru-guru kita melebihi modul-modul, nilai dan angka yang saat itu kita kejar.Spirit dan nurani, jadi oleh-oleh bagi dokter dan calon dokter yang kelak menjadi tempat peraduan masyarakat.

Sebelum masuk Kick Andy pun, Prof sudah terkenal tanpa harus diperkenalkan. Ada yang bilang galak tapi baik, baik tapi galak, ada yang suka, ada juga yang tidak suka, namanya juga manusia. Testimoni dari mulut ke mulut begitu cepat melebihi daya rambat social media yang katanya tanpa batas. Apapun profesi kita, geluti dengan keringanan, dan kepasrahan, bahwa ALLAH pemberi segala-galanya. Kita hanya dititipkan potensi, menggunakan… dan mempertanggungjawabkannya. Itu!

AZ

Berikut kutipan tulisan yang besar hikmahnya, sila dipetik. Semoga bermanfaat 🙂

 

Aznan Lelo “Dokter Ikhlas tanpa papan nama”: Dokter Mestinya Tak Boleh Pasang Tarif

Penulis: Feriansyah Nasution

Sebuah bangunan tua di kawasan Jln. Puri Medan, Kelurahan Komat, Kecamatan Medan Area, Medan Sumatera Utara, kerap didatangi orang-orang yang mengendarai becak, sepeda motor, hingga mobil. Mereka adalah pasien seorang dokter yang akrab disapa Buya. Nama lengkap sang dokter dengan deretan gelarnya adalah Prof. Dr. Aznan Lelo Ph.D, Sp.FK.

Di kediamannya itu, guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU) ini membuka praktik tanpa memasang papan nama, kepada pasiennya dia tidak memasang tarif. Pasien membayar jasa konsultasi dan obat racikannya sesuka hati. Resepnya untuk obat apotek pun terjangkau. Cukup fenomenal, kontras dengan umumnya dokter, apalagi di kota-kota besar.
Mengisi amplop sekehendak hati

Biasanya praktik buka pukul 17.00 WIB. Ada pasien yang datang dan mendaftar sejak siang kemudian pergi, banyak pula yang datang langsung mendaftar dan menunggu giliran. Ruang tunggu yang juga bagian dari garasi itu kadang dipenuhi pasien, sesuai giliran mereka masuk ke ruang praktik berukuran minimalis.

Di meja registrasi di ujung garasi itu disediakan amplop-amplop putih bergaris putih biru-merah. Pasien yang sudah sering datang tahu cara dan jumlah pengisian amplop untuk tarif “ikhlas hati” itu. Amplop yang sudah diisi dibawa masuk ke ruang praktik saat diperiksa, dan seusai pemeriksaan ditinggal di meja dr. Aznan. Bagi yang belum tahu dan menanyakan biaya, ada kalanya kena semprot kegusaran dan ketersinggungan Pak Dokter.

Kadang dr. Aznan memberikan obat hasil racikannya sendiri, kadang pula menuliskan resep. Obat-obat yang dipilihnya pun generik, bisa diperoleh di banyak apotek dengan harga terjangkau.
Andi (30), seorang kontraktor yang tinggal di Jln. Eka Rasmi, Kelurahan Gedung Johor Medan, yang datang dengan mobil APV putih, mengatakan, alasan utama membawa tiga anaknya ke dr. Aznan bukan hanya karena sang dokter tidak mematok tarif. Tapi ia betul-betul percaya pada kualitas dokter itu. Hari itu ketiga anaknya menderita batuk pilek.

“Tiga anak saya ini dulu punya penyakit kelenjar di leherny Dokter lain yang pernah saya datangi memvonis harus diambil tindakan medis. Tapi alhamdulillah, sama Buya tidak. Waktu itu pengobatannya selama enam bulan, dan radang kelenjar pada tiga anak saya sembuh,” kata Andi.
Ia menuturkan, metode pengobatan yang dilakukan dr. Aznan sangat teratur dan bagus karena punya keahlian meracik obat. “kalau dokter lain resep obatnya mahal. Di sini obat yang diresepkan Biaya relatif terjangkau kita bisa dapat di apotek mana saja. Komposisi obatnya saya rasa sangat tepat, karena beliau sendiri ahli farmakologi,”

Sebagai pasien yang sudah sering berobat kepada dr. Aznan, Andi cukup tahu diri mengisi amplop. “Saya sewajarnyalah, apalagi kalau anak kita sudah sehat, maka kalau ada rezeki kita tambah, kalau tak ada ya ala kadarnya.”

Ia menilai dokter Aznan juga rajin bersedekah. “karena sudah lama kenal, pernah juga membuka amplop dari pasien di depan saya. Saya lihat bahkan ada yang memberi Rp. 5.000. Pernah uang dari amplop pasien dibelikan durian untuk dimakan sama-sama, “ujarnya”

Membandingkan dr. Aznan dengan dokter lain, Andi berkomentar, “Waduh, kalau di luar sana, untuk dokter anak saja, sekali konsultasi bisa Rp. 200.000. Itu lain obat yang terkadang kan ada dokter yang komersil, diresepkan kepada kita brand tertentu yang susah kita cari, mau tidak mau kita beli dari apoteknya.

Pendapat senada diungkapkan Restu Manik, (30) warga Jln. Siriaon, Mandala By Pass, Medan. Restu, karyawan di PT Media Elektronik, mengaku pada 2005 divonis dokter THT (telinga hidung tenggorokan) mengidap polip pada hidungnya dan harus menjalani operasi kecil.

Dari temannya ia tahu praktik dokter Aznan, kemudian dia datangi. “Alhamdulillah, setelah minum obat resep dari Buya, polipku sembuh dalam empat bulan.”

Dari pengalamannya berobat ke dr. Aznan, Restu menceritakan pasien datang dari pelbagai tempat. Dari Aceh, Padang Sidimpuan, Rantau Prapat, dsb.

“ada pasien dimrahi. Dia nanya berapa biaya berobatnya, terus kena sental (dimarahi) sama Buya, “udah gak usa bayar aja, kata Buya, ” cerita Restu.

Menurut pengakuan Restu, sekali berobat ia memasukkan Rp. 25 ribu, kadang Rp. 30 ribu dalam amplop. “beginilah dokter yang kita inginkan, arif, bijaksana dan tidak komersil.”

Belum punya rumah

Apa motivasi sang profeser doktor tidak mematok biaya konsultasi, mengingat dari pengakuannya, dia tidak punya rumah sendiri?
Memang ada satu rumah BTN yang dibelinya secara kredit sejak 1981 di kawasan Johor, tapi tidak sempat ia nikmati. “Oh, aku sampai sekarang tak punya rumah, biar kau tahu. Ini rumah mertuaku, yang ada di kampus USU itu kan rumahnya USU. Adapun rumah BTN yang dulu kucicil dari RISPA, tak sempat kunikmati karena disewakan,” ujar Aznan.

Aznan yang tak terlalu bernafsu memikirkan harta duniawi. Prinsip hidupnya sederhana, “Aku yang penting tak ada utang, itu saja prinsipku.”

Prinsip itu telah tertanam di dalam dirinya sejak kecil. Hingga dewasa, prinsip itu terus dia pegang menjadi keyakinan. “Allah sudah mengatakan bahwa dia itu Arrahman Arrahim (Maha Pengasih dan Maha Penyayang) dan Allah Khairurrazikin (pemberi rezeki yang paling canggih, palking baik, tak ada duaNya). Dari kecil sudah disampaikan dan hingga sekarang masuk di otakku, masuk di keyakinanku, bahwa langkah, rezeki, pertemuan, maut, hanya Allah yang tahu. Aku tak tahu Allah itu telah mempersiapkan berapa banyak rezeki samaku dan seberapa untuk kau. Dan aku tidak akan mati, kau juga tidak akan mati sebelum rezeki yang diberi Allah itu kita habiskan,” kata ayah tiga anak yang makin yakin dengan jalan pelayanan yang dia tempuh sepulang meraih gelar Ph.D. di Australia pada 1987.

Dituding ekstrimis

Sebelum berangkat ke Australia sekitar 1983, Aznan menghadapi tantangan yang cukup besar. Ia dicekal pemerintah, tidak boleh ke luar negeri karena dituding sebagai ekstrimis.

“Dari tahun 1980 sudah ada panggilan agar aku berangkat ke Australia untuk mengambil Ph.D. Tapi ternyata di negeriku yang amat sangat tercinta ini, aku disebut ekstrimis. Aku kena cekal, dikatakan Islam ekstrimis, sama waktu itu dengan orang-orang yang tidak boleh berpergian ke luar negeri,” kisahnya.

Aznan sempat patah arang untuk belajar ke Australia. Namun, setelah ia meminta nasihat kepada ustaz, optimismenya muncul lagi. “kata ustaz, “tak beriman kau Aznan, andaikata rezeki itu memang disiapkan untuk kau ke sana (Australia). Itu artinya kau akan sampai, walaupun kau kesana naik kereta api,” katanya mengenang.

“Berarti, kalau memang ada rezekiku di Australia, artinya aku akan tetap sampai kesana. Kalau ada sepiring nasiku di sana , aku harus sampai kesana untuk menghabiskan sepiring nasi tadi,”: tegasnya.

Hikmah yang dipetik dari pengalaman itu, lanjut Aznan, dalam kehidupan ini manusia tak usah selalu heboh. Sebab pada dasarnya rezeki masing-masing orang sudah ditentukan Yang Maha Esa. “Tak perlu heboh kali, buka praktik di sana-sini. Sudah, kerja ajalah yang baik. Apa kerja kau, wartawan, berprofesilah kau sebagai wartawan. Aku dokter, berprofesilah aku sebagai dokter. Jangan nanti penampilan ustaz, tapi tujuannya ngambil duit, penampilan wartawan tujuannya ngambil duit, penampilan dokter tujuannya ngambil duit, guru ngambil duit, polisi ngambil duit, hakim ngambil duit, pengacara ngambil duit. Itu salah!”

Dokter bagi aznan, adalah profesi yang tidak boleh menetapkan tarif jasa pembayaran. Sama halnya seperti dua profesi lainnya, yakni pengacara dan guru. “Yang datang ke pengacara itu kan orang meminta nasihat, datang ke guru karena orang mau belajar, datang ke dokter karena orang mau minta pengobatan. Jangan dibilang, eh sudah kutolong kau, mana duitnya. Itu tidak boleh. Terkecuali karena ilmu kita dia pintar lalu dia kaya, terus dia memberikan sesuatu tidak kita minta, boleh.

Jadi, tiga profesi ini mestinya tak boleh membuat tarif,” katanya.

Aznan mengaku pasti, prinsip dia diragukan orang. Bagaimana ia membiayai hidup keluarga dan menyekolahkan anaknya hingga ketiga anaknya meraih sarjana?

“kan bingung juga kau, kok bisa hidup dokter, punya isteri, anak sarjana semua, dua orang jadi dokter dan satu sarjana hukum. Berdagang rupanya dokter? Kau tanya semua orang aku tak ada berdagang. Aku dosen, makin tak bisa aku minta duit sama muridku. Lalu dari mana? Oh itu semua buah kasih. Bagaimana bentuknya, ya macam-macam, seperti orang mengucapkan terima kasih,” katanya.

Praktik hingga dinihari

Praktik dokter Aznan aelalu dipadati pasien yang jumlahnya mencapai ratusan. Akibatnya ia sering harus membuka praktik hingga dini hari, terkadang sampai pukul 01.30. Tentu sang profesor dibantu beberapa mahasiswanya yang sedang coass (magang dokter).

Setiap pasien yang akan masuk ruang praktik dipanggil oleh coass, terkadang isteri Aznan, Yanti, juga turut memanggil. Di dalam ruang praktik yang leluasa dilihat, rata-rata pasien diperiksa sekitar 5-15 menit. “minimal sehari 30 pasien. Nggak ada saya pun 30 paling sedikit. Kalau saya ke luar kota, bila ada kejadian yang sulit, anak saya yang dokter bisa menghubungi saya. Pasien juga bisa bertanya langsung melalui telepon,” kata Aznan.

Selain datang dari pelbagai daerah, pasien dr. Aznan juga beraneka jenis kelamin, tingkat usia, suku bangsa, dan agama. Bahkan seorang biarawati Belanda pernah menjadi pasiennya. Soal bayarannya, Aznan mengatakan tidak penting. Dia bilang, “Kalau dia mau datang jauh-jauh jumpai aku, berarti kan dia menghormati aku. Bisa rupanya dibayar penghormatan itu?”

Kembali ke soal bayaran seikhlasnya tadi, dengan ekspresi datar Aznan mengatakan, “Ada Rp. 5.000, lima ratus rupiah pun ada, yang kosong juga ada.”

Apakah tidak merasa sakit hati dengan amplop kosong itu? “Sama siapa aku harus sakit hati? Nggak mungkin. Bisa rupanya kutandai amplop ini dari si anu, ini dari si anu dari begitu banyaknya amplop tadi?” ia tersenyum.

Namun Aznan mewanti-wanti tindakannya tidak perlu dicontoh oleh dokter lain. “Kalau aku boleh kasih nasihat sama kawan-kawan dokter, jangan tiru aku. Kalau pun mau kan sudah kujelaskan tadi, bahwa harus yakin dulu dengan ke-Islaman. Bahwa Islam itu rahmatan lil `aalamin

 

 

Read Full Post »

Older Posts »

Febrianti Almeera

"Never Ending Learn to be a Great Muslimah"

SEKOLAH MOTIVASI

Jalan menuju "Pengembangan diri"

The Work of Wiryanto Dewobroto

. . . sebab dari buahnya, pohon itu dikenal.

Saatnya Bercerita

Jangan pernah menulis sesuatu yang kelak akan membuatmu menyesal

J'étais Parisienne

moved to : https://jetaisparisienne.com

Nurbaiti-Hikaru's Blog

Hidup hanya sekali, hiduplah yang berarti

fattahrumfot.writings

Tinta-Tinta Gagasan

Life Journey

growing into the person I am here today

bocahbancar.wordpress.com/

A Social Worker, A Great Dreamer

melquiadescaravan

Climbing up the mountain of books and Reading a book while climbing the mountains

Journey of Sinta Yudisia

Writing is Healing. I am a Writer & Psychologist.

Jiwa yang Pergi

Catatan hati dan pikiran setelah anakku mengakhiri hidupnya

What an Amazing World!

Seeing, feeling and exploring places and cultures of the world

Kajian Timur Tengah

dan Studi Hubungan Internasional

Life Fire

Man Jadda Wajada | Dreams will be achieved when we truly believe in our heart ˆ⌣ˆ

Febrianti Almeera

"Never Ending Learn to be a Great Muslimah"

SEKOLAH MOTIVASI

Jalan menuju "Pengembangan diri"

The Work of Wiryanto Dewobroto

. . . sebab dari buahnya, pohon itu dikenal.

Saatnya Bercerita

Jangan pernah menulis sesuatu yang kelak akan membuatmu menyesal

J'étais Parisienne

moved to : https://jetaisparisienne.com

Nurbaiti-Hikaru's Blog

Hidup hanya sekali, hiduplah yang berarti

fattahrumfot.writings

Tinta-Tinta Gagasan

Life Journey

growing into the person I am here today

bocahbancar.wordpress.com/

A Social Worker, A Great Dreamer

melquiadescaravan

Climbing up the mountain of books and Reading a book while climbing the mountains

Journey of Sinta Yudisia

Writing is Healing. I am a Writer & Psychologist.

Jiwa yang Pergi

Catatan hati dan pikiran setelah anakku mengakhiri hidupnya

What an Amazing World!

Seeing, feeling and exploring places and cultures of the world

Kajian Timur Tengah

dan Studi Hubungan Internasional

Life Fire

Man Jadda Wajada | Dreams will be achieved when we truly believe in our heart ˆ⌣ˆ