Terkadang apa yang sering kali dikeluhkan oleh kawan-kawan yang ingin tekun menulis adalah keterbatasan dan kebuntuan ide. Kesulitan menulis disebabkan oleh ketiadaan ide. Jika ide sudah tersedia, kemudian sudah digarap, problem selanjutnya adalah bagaimana caranya agar ide tidak buntu.
Saya ingat dengan apa yang pernah disebutkan oleh Pak Tun Kelana Jaya (DPP Hizbut Tahrir Indonesia) ketika saya mengikuti salah satu presentasi beliau, bahwa jika kita ingin memperbaiki kosakata kita, maka kita mesti banyak-banyak membaca novel. Sebab beliau mengatakan bahwa novelis adalah kalangan yang mampu menggambarkan sesuatu dengan amat nyata.
“Ruangan ini saja bisa jadi satu cerita dan bahkan satu buku di tangan seorang novelis,” kata beliau (saya yang novelis jadi merasa gimanaaaa gitu!).
Pengalaman ini kemudian mengatakan pada saya bahwa ide menulis bisa didapat dari manapun. Saya pernah ditanya tentang bagaimana caranya kita bisa mendapatkan ide tulisan. Saya menjawab, selama masih ada kehidupan pasti akan selalu ada kisah yang bisa kita tuliskan. Kalau dunia sudah kiamat dan semua orang sudah pada mati, barulah semua kisah sudah habis. Berikut beberapa cara saya untuk mempertahankan agar ide-ide tulisan tetap mengalir (mungkin poin-poin yang saya ketengahkan ini sangatlah standar).
Pertama, membaca. Membaca memang adalah cara yang sangat efektif untuk mendapatkan ide tulisan. Jika kita menghadapi kebuntuan dalam menggarap sebuah tulisan, maka bacalah berbagai tulisan lain yang berhubungan tulisan yang sedang kita garap tersebut.
Kedua, jalan-jalan. Pergi tamasya, atau bersilaturahim ke rumah kerabat adalah juga cara yang cukup efektif untuk memunculkan ide. Kita bisa bercanda dan mengobrol dengan orang-orang di sekitar kita, dan hal itu bisa kita jadikan sebagai bahan inspirasi tulisan.
Ketiga, nonton film. Cara ini juga cukup efektif untuk memunculkan ide-ide tulisan. Film adalah sebuah media audio-visual yang memiliki jalan cerita, dan dengan menonton film tentunya akan merangsang timbulnya ide di dalam benak kita.
Ketiga, berhenti sejenak. Berhentilah sejenak jika terjadi kebuntuan ide, kemudian lakukan hal yang berbeda. Berhenti sejenak ini akan mengistirahatkan pikiran kita. Setelah berhenti sejenak ini pikiran kita akan lebih segar dan berbagai ide-ide yang beterbangan di luar sana akan jadi lebih mudah kita tangkap.
Suatu kali saya membaca review sebuah film yang cukup menarik. Film ini film lama, judulnya Finding Forrester. Saya sendiri belum nonton filmnya. Namun satu hal yang membuat saya tertarik adalah ternyata film ini berkisah tentang kehidupan seorang penulis yang bernama William Forrester. Dikisahkan bahwa Forrester punya seorang murid. Saat pertama kali mengajari muridnya itu menulis sambil menghadapi sebuah mesin tik tua, ia berkata, “tuliskan apa saja, jangan berpikir.” [sayf]