Akhir-akhir ini lebih banyak waktu di rumah, lebih banyak waktu di depan komputer, online. Banyak pesan di inbox yang nyatanya belum sempat dibalas, bahkan tertengok. Jadi keingetan, dengan seorang yang kini telah tiada. Namanya, Maza. Waktu itu, kali-kali pertama pakai facebook. Belum nemu banyak teman. Biasanya, hal ini membuat kita ingat lekat dengan siapa kita berteman di dunia maya.
Kenal Maza, mulai dari dia lajang, menikah sampai akhirnya pindah ke Qatar (negeri Arab deh pokonya). Bisa dibilang, Maza onliner sejati. Apalagi sejak menikah dan pindah ke negeri seberang, frekuensi online makin sering, mungkin karena kesepian, wajar sih ya. Anaknya periang, apresiatif. Sukanya berteman, murni berteman. Bukan tipe yang seolah-olah nunjukin “ini loh gue”. Beberapa kali update status. “Ukhtifillah, doain Maza ya, sekarang lagi sakit nih. Kangen dengan kalian semua”. Satu persatu teman mendoakan. Udah sakit kaya gitu, masih sempat-sempatnya ia menulis sebuah notes di Fbnya. Yang isinya ucapan terima kasih untuk teman-teman Fb yang selama ini menemami, menginspirasi dan menguatkan jiwa dan agamanya. Ajaibnya, nama saya ada di dalamnya. Senang rasanya, ada yang mengingat dan mendoakan kita.
Namun, ngga ada yang menyangka, itu jadi tulisan terakhir dari Maza. Seolah-olah itu jadi pesan kematian untuk semua orang yang ditinggalkannya. Ya, maut memang misterius. Kita tidak tau, siapa duluan yang akan dipanggil. Kita ngga pernah tau pasti, akankah ini jadi status terakhir kita di Facebook? Apakah ini jadi hari terakhir kita melihat matahari. Lihatlah status-status atau twit orang yang kini telah tiada. Mengerikan bukan? Dulu mereka berbicara dengan kita, kini hanya kata-katanya saja yang bisa kita nikmati secara pasif.
Sebagai seorang teman, saya merasa belum sempurna dalam menyemangati Maza di masa sulit. Ya, Allah… ampuni keegoisan hamba pada saudara hamba tersebut. Kadang-kadang urusan pribadi telah menyita waktu dan perhatian.
Teruntuk seluruh teman, yang dikenal langsung maupun tidak langsung. Yang kenal di Facebook atau media lainnya. Berbaik-baiklah dalam berkata, bertepat-tepatlah dalam berjanji. Mohon lampirkan pesan di notes ini jika ada janji di antara kita yang belum terpenuhi. Sebab saya khawatir, ini jadi yang terakhir. Innalillahi wa inna ilaihi roji’un.
Medan, 31 Januari 2013
Alga Biru