Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Maret, 2015

Seribu Pesona Samosir dalam Ingatanku!

Kenikmatanmenapaki tenang serta naturalitas yang masih perawan ialah pesona tersendiriyang ingin dicicipi pelancong manapun di muka bumi ini. Barangkali pemandanganini memang sangat Indonesia, mungkin tidak akan kau jumpai di kota nan elok setenar Hamburg ataupunHiroshima.Kebebasan itu terasa ketika kau duduk di atas bus usang, jurusan JaminGinting-Parapat. Angin kau tantang, bahaya kau terjang. Aduhai kawan, bukankahdisitu riuh riang perjalanan ini? Celanan belelpelancong beradu lusuh dengan kernetbermarga ‘Siahaan’, dan sopir tua berjiwa muda yang dipanggil ‘Opung Toba’.

“Kakak ngga di dalam saja?” tegurSiahaan, si kernet. Aku paham, iahormat sekaligus khawatir mengingat aku hanyalah perempuan muda yang lebih amanjika duduk manis di bangku penumpang. Kursinya banyak yang kosong. Namun beradadi atap bus dengan sapuan angin, tetap diminati terutama kaum muda. Aku masihmuda kan?, pikirku.

“Disini ajalah, Bang”, jawtoba4abku menutuppercakapan.

Jalan menanjakyang berbukit, jurang yang curam, lunas terbayar tatkala hamparan hijau beningterbentang di hadapan. Danau Toba dengan sekelumit mitos sang pengembara,menjadi cerita berulang-ulang bagi para pemandu. Jika aku bertindak konyoldengan menceburkan diriku di tengah danau, aku rasa tak akan banyak orang yangtahu, mengingat luasnya danau ini. Berbanggalah Opung Toba, selaku keturunanleluhur pemilik  danau terbesar diNusantara.  Panjang 100 kilometer, denganlebar 30 meter, sungguh angka yang fantastis bagi misi pelarian diri.

toba3

Puas bermainair di pinggiran danau, perjalanan kami lanjutkan menuju Samosir. Pulau inimengingatkanku pada salah seorang teman  berwajahserius dan purba, barangkali tersebab kecintaannya pada etnis dan artefak,situs kuno dan warisan budaya. Samosir mudah dijangkau oleh kapal ferri dari Parapat. DiTomok juga terdapat Makam Raja Sidabutar, yang usianya sudah 500 tahun. Jugaterdapat Patung Sigale-Gale yang bisa menari.

toba1

“Kemana lagi kita, Bang?”, Aku tak begitu lama di perkampunganSamosir, selain lihat-lihat dan sedikit belanja rajutan ulos Batak yang kononmendunia itu.

“Sudah pernah ke Air Terjun Efrata?”,Aku pernah mendengar katanya ada air terjun yang eksotisnya bukan main dekatsini. Ternyata bukan desas desus melainkan kenyataan.

“Belum”, aku dan rombongan segerakesana. Air terjun tersebut berada di Desa Sosor Dolok, Kecamatan Harian. Berjarak 20 kilometer lebih daripusat kota Kabupaten Samosir. Wahai petualang, jangan sampai tidak singgahkemari ya. Dibandingkan pesisir Danau Toba dan Tomok, disini tak terlalu ramai,anggap saja punya sendiri.

Ketikakami sampai di sebuah papan bertuliskan ‘Objek Wisata Sampuran Efrata’, kamiyakin lokasinya takkan jauh lagi. Jalan melelahkan berkelok akan segera menemuipemberhentiannya, kira-kira 6 kilometer darisana. Kala itu hari masih siang,jika sudah gelap, mendirikan tenda di dekat alam sekitar sungguhlah enaknya.Jangan khawatir, di sekitar air terjun banyak rumah warga kok. Biaya masuknya dijamin murah meriah, mantaplah!

Air terjun ituterasa dingin, deras mengalir, asyik untuk foto-foto. Lokasi yang berbatu danberkelok, akan jadi memoar tersendiri buat para petualang. Memang, kurangnyainfrastruktur dari pemerintah, jadi tantangan tersendiri bagi pegiatpariwasata. Sayang sekali, pesona sebagus ini terkubur karena kurangnyaperawatan. Selama ini kendalanya memang disitu ya. Padahal, objek wisataIndonesia tidak kalah indah dengan yang ada di luar negeri. Pelancong, pastinyabutuh penginapan nyaman, akses yang mumpuni, dan kemudahan aspek lainnya, takusah ditanya lagi. Well… Pokoknya, perjalanan ke Samosir takkan lengkap kalaubelum ke air terjun ini.

toba5

Keesokan harinya….

“Bang, aku lapar la. Dimana ya kita makan”.Sejak tadi perutku hanya diisi dengan semangkuk kecil mie instan seduh, malah ini sudah yang kedua kali. Dasar perutpribumi, belum lengkap rasanya kalau belum makan nasi. Destinasi berikutnya,kami bergerak mundur, menuju Menara Pandang Tele. Jadi, sembari menuju kesana,kami cari-cari makanan enak. Sebagai muslim yang punya rambu halal-haram, kamimemang harus selektif tanpa terkesan berlagak. Akhirnya, jalan desa parbuluanyang terkenal berlubang, mengocok perut ini juga.

“Eh, itu aja…”, mobil kami menepi didepan warung kecil sederhana. Bermodal bacaan“bismillah” dan hiasaan dinding bertuliskan “ayat seribu dinar”, kami mengisi perut keroncongan disana. Pemilikwarung itu orang melayu, oh sampai jugaekspansinya kesini, pikirku. Ah, kenyang perutku. Mungkin ini yang disebut ‘sengsara membawa nikmat’.

toba2

Menara PandangTele favorit kedua setelah Danau Toba dan Tomok. Bagiku penyuka panorama, beradadisini jadi yang terbaik.  Aku bisamelihat teduh alam Samosir dan sekitarnya dari ketinggian. Gunung Pusuk BuhitSamosir begitu garang ketika aku menapak kaki di lantai tiga tempat ini. Jeprat jepreettt, tak habis-habisnya akuberfoto.

“Ayoklah, pulang”, Si Abang menegurku.Sebenarnya belum puas, tapi waktu telah menipu lamunanku tentang segala karuniayang ada disini. Begitu terasa sebentar, padahal masih banyak tempat yang belumaku kunjungi. Masih di sekitar sini juga loh! Salah satunya, Wisata Sopo GuruTatea Bulan di Samosir, destinasi yang menyingkap Si Raja Batak. Ada jugaWisata Batu Hobon, yang masih terimajinasi tempatnya.  Pada akhirnya, segala hal ini tinggaldisyukuri, tak luput dari kebanggaan. Suatu hari, aku ingin kembali kesini,bercengkrama dalam diam dan kekaguman pada ciptaanMu, Ya Tuhan. [Alga Biru]

*) kernet =kondektur

Jurnal ini ditulis dalam rangka mengikuti Kompetisi Menulis Jurnal Perjalanan dari Tiket.com dan nulisbuku.com#MenikmatiHidup #TiketBaliGratis

Read Full Post »

LAPIS-LAPIS KEBERKAHAN (Review)

Salah satu buku yang menggetarkan hati pembacanya adalah buku karya ustadz kondang, muda dan karismatik, Salim A Fillah yang berjudul Lapis-Lapis Keberkahan. Buku yang sudah lama ditunggu para pembaca setia yang biasa mendengarkan tausiah beliau di berbagai kajian  maupun social media. “Memburu berkah amatlah berat, tapi justru di dalamnyalah ada banyak rasa nikmat”. Demikian buku ini tersaji pada pembacanya.

Buku yang langsung cetak ulang dalam 3 hari setelah launching benar-benar terasa manis dan berlimpah berkah. Gaya bahasa Ustadz Salim yang terkenal dengan penutur yang santun, puitis, argumentatif dan romantis, dipadu dalil dan bukti menjadi daya tarik yang membedakan buku ini dengan lainnya. Memadukan antara sejarah, namun mampu bertutur elok dengan gaya sehari-hari yang tak membosankan. Keberkahan adalah tujuan yang manis, tidak semata-mata kenikmatan duniawi yang fana. Makna keberkahan secara hakiki diberikan dengan gamblang pada buku ini. Ternyata di balik perjuangan yang sulit, ada keberhasilan yang indah. Di balik ujian yang perih, ada kemenangan yang gagah, semua dimulai dari kebaikan, berujung kebaikan, disanalah keberkahan. Seseorang yang  berburu keberhakan tentu mendapat banyak tantangan,selapis2perti para nabi ataupun orang shaleh yang telah lebih dulu berhasil dalam perburuannya.

Buku ini disusun berdasarkan tiga bagian besar, dimana tiap bagiannya berisi lapisan-lapisan lain yang berisikan keberkahan. Wah, tentu penasaran indahnya rangkaian bait tulisan Ustadz Salim mencampur diksi dan puisi, dalil dan bukti konkret yang bisa kita rasakan sehari-hari. Judul dari masing-masing lapisannya tak kalah menggoda seperti “Celupan Sang Pencipta”, “Berpelangi Dalam Cinta”, dan masih banyak berkah lainnya. Di bagian ketiga, dibangun pula keberkahan melingkupi berbagai lini. Baik berkah sebagai seorang hamba, sebagai pribadi di dalam lingkungan, juga tak kalah pentingnya sebagai abdi negara. Nah, mudah-mudahan berkah  bagi sekalian alam, sebagaimana datanganya islam yang menjadi rahmatan lil,alamin. Nah, buat yang ingin mewarna penuh berkah, yuk baca buku ini ! Keren abizzz !! [Alga Biru]

Read Full Post »

Febrianti Almeera

"Never Ending Learn to be a Great Muslimah"

SEKOLAH MOTIVASI

Jalan menuju "Pengembangan diri"

The Work of Wiryanto Dewobroto

. . . sebab dari buahnya, pohon itu dikenal.

Saatnya Bercerita

Jangan pernah menulis sesuatu yang kelak akan membuatmu menyesal

J'étais Parisienne

moved to : https://jetaisparisienne.com

Nurbaiti-Hikaru's Blog

Hidup hanya sekali, hiduplah yang berarti

fattahrumfot.writings

Tinta-Tinta Gagasan

Life Journey

growing into the person I am here today

bocahbancar.wordpress.com/

A Social Worker, A Great Dreamer

melquiadescaravan

Climbing up the mountain of books and Reading a book while climbing the mountains

Journey of Sinta Yudisia

Writing is Healing. I am a Writer & Psychologist.

Jiwa yang Pergi

Catatan hati dan pikiran setelah anakku mengakhiri hidupnya

What an Amazing World!

Seeing, feeling and exploring places and cultures of the world

Kajian Timur Tengah

dan Studi Hubungan Internasional

Life Fire

Man Jadda Wajada | Dreams will be achieved when we truly believe in our heart ˆ⌣ˆ

Febrianti Almeera

"Never Ending Learn to be a Great Muslimah"

SEKOLAH MOTIVASI

Jalan menuju "Pengembangan diri"

The Work of Wiryanto Dewobroto

. . . sebab dari buahnya, pohon itu dikenal.

Saatnya Bercerita

Jangan pernah menulis sesuatu yang kelak akan membuatmu menyesal

J'étais Parisienne

moved to : https://jetaisparisienne.com

Nurbaiti-Hikaru's Blog

Hidup hanya sekali, hiduplah yang berarti

fattahrumfot.writings

Tinta-Tinta Gagasan

Life Journey

growing into the person I am here today

bocahbancar.wordpress.com/

A Social Worker, A Great Dreamer

melquiadescaravan

Climbing up the mountain of books and Reading a book while climbing the mountains

Journey of Sinta Yudisia

Writing is Healing. I am a Writer & Psychologist.

Jiwa yang Pergi

Catatan hati dan pikiran setelah anakku mengakhiri hidupnya

What an Amazing World!

Seeing, feeling and exploring places and cultures of the world

Kajian Timur Tengah

dan Studi Hubungan Internasional

Life Fire

Man Jadda Wajada | Dreams will be achieved when we truly believe in our heart ˆ⌣ˆ